MENIKMATI GENJOTAN WANITA CANTIK

Menikmati Genjotan Wanita Cantik

Menikmati Genjotan Wanita Cantik

Blog Article

Kini saya menghadapi payudara siap saji. Pertama saya raba-raba dengan kedua tangan saya. Remasan itu saya buat berirama. Lalu saya mulai berkonsentrasi pada puting susu. Saya tarik-tarik hingga payudaranya terbawa dan saya lepaskan. Hmm, bagaimana rasanya ya? Saya mulai menjilatinya. Enak… Jilatan saya pada satu payudarasementara tangan yang lain meremas satunya. Ketika saya hisap-hisap putingnya, terasa makin mancung, mengeras, dan tebal puting itu. Saya lakukan pula pada payudara satunya. Oh, ternyata jika wanita terangsang, yang ereksi adalah puting susunya.Kira-kira 5 menit saya melakukannya dengan nikmat.

hingga vaginanya.Saya coba dengan jilatan-jilatan. Saya sibakkan lagi rambut kemaluannya agar jilatan lebih sempurna. Ada seperti daging kecil yang menyembul. Yang saya tahu, itu adalah klitoris. Saya hisap seperti menghisap puting susu, eh Tante Ningrum merintih.

“Hmm, Wisnu, jangan dihisap. Geli. Tante nggak kuat”

Dan Tente Ningrum benar-benar lunglai. Tubuhnya rebah ke sofa. Dia terlentang dengan paha mengangkang memperlihatkan vagina terbuka dan payudarayang berputing tegak. Saya lanjutkan lagi kegiatan ini. Makin lama kemaluannya makin basah. Jilatan dan hisapan saya makin bersemangat, sementara disana Tante meremas-remas Tiba-tiba pahanya mendekap kepala saya dan, serr… seperti ada aliran lendir dari vaginanya.Otot liang itu berkontraksi. Inikah orgasme? Hebat sekali, dan saya melihatnya dari dekat. Tak saya sia-siakan lendir yang mengalir, saya hisap dan saya telan. Rasanya lebih enak dari sperma. tubuh Tante Ningrum yang bergoyang-goyang akhirnya tenang kembali. Jepitan pahanya mulai melemah namun penis saya mulai ereksi lagi. Saya cium mesra vaginanyaseperti saya mencium bibirnya. Tante Ningrum tersenyum. Bibirnya berkata “Terima kasih” namun tak mengeluarkan suara.

Gambar di film itu merangsang kami. Wanita berpayudara besar terlentang diatas meja kantor. Diatasnya laki-laki dengan penis panjang dan besar menyetubuhi payudaranya. Tangan si wanita menekan payudaranya sendiri agar merapat, dan penis itu melewati celahnya. Saya pikir pasti asyik sekali. Saya menjilati dulu payudara Tante Ningrum, agar basah dan lengket. Tak lupa dengan hisapan-hisapan di putingnya. Setelah merasa cukup, saya duduk di muka payudara itu. Tante Ningrum merapatkan celah payudaranya. Dia tersenyum senang.

Saya mulai dengan pelan memasuki celah payudara, seakan itu adalah liang vagina. Uff, sensasinya luar biasa. Saya mulai memaju mundurkan penis dengan irama. Ujung penis saya terlihat saat saya maju. Kalau klimaks, pasti spermanya sampai ke wajah Tante. Tangan saya ikut memegang payudara untuk menguatkan hujaman penis. Kadang saya menarik-narik puting susu. Saya mencium bibirnya, mengangkat paha di lehernya, kemudian menyerahkan lagi penis saya. Dihisap dan jilat lagi, seperti tak puas saja. Posisi saya duduk tak enak. Saya tak bisa duduk karena akan menekan lehernya, tangan sayapun tak bisa memaju mundurkan kepalanya. Oh, ada sandaran tangan. Empuk lagi. Apalagi kalau bukan payudara. Sambil saya meremas-remasnya, penis seperti diremas-remas juga.

Tante Ningrum mengeluarkan kemaluan saya sebentar, mengajak posisi 69. Hm, saya pikir boleh juga. Maka saya berganti posisi lagi. Tubuh saya menghadap Tante Ningrum, tapi saling berlawanan. Penis saya di mulutnya, vaginanya di mulut saya. Sampai beberapa saat kamipayudaranya sendiri menahan geli.
melakukan itu. Saya tak tahu apakah Tante mendapat orgasme lagi, tapi dia sempat diam mengulum penis saya, pahanya menekan rapat kepala saya, tapi tak ada cairan yang keluar.
“Wisnu, berhenti dulu deh” serunya.

Padahal saya sedang asyik dengan posisi ini. Tante Ningrum berdiri menuju ke dapur. Rupanya dia minum air dingin. Tante Ningrum datang membawa dua gelas air es dan menyodorkan dua tablet yang saya duga obat kuat. Kami meminumnya satu-satu. Tante memperhatikan saya lalu melihat film itu.

“Kita bercumbu beneran, yuk,” ajaknya.

“Di bathtub yuk.”



Dia memegang kemaluan saya seperti memegang tangan saya, untuk mengajak dengan menggandeng penis itu. Kami ke kamar mandinya. Bathtub-nya cukup besar, Kami mulai lagi. Di bawah shower itu berpelukan sambil meraba dan menyabuni. Nikmat sekali menyabuni payudaranya, senikmat disabuni penis saya. Tak ada yang terlewatkan, termasuk vagina dan anus. Ketika air mulai penuh, kami berendam. Airnya tak diberi busa. Nyaman sekali. Lalu kami mulai saling merangsang, meninggikan tensi kembali. Tante Ningrum mengocok penis saya dalam air, sementara saya meraba-raba vaginanya.

Tak berapa lama dia duduk di pinggiran bathtub. Kelihatannya dia ingin vaginanya dijilat.Saya merangkak menjilatinya. Cairannya mulai keluar lagi.

“Pakai tangan juga dong,” pintanya lanjut.

Saya menuruti saja. Saya kocok dengan telunjuk kanan saya. Saya coba telunjuk dan jari tengah, semakin asyik. Tangan kiri saya mengusap klitorisnya.Tante memejamkan matanya menahan nikmat. Sebelum berlanjut lebih jauh, Tante menghentikan. Dia membalik badannya menjadi menungging dan membuka pantatnya. Ternyata dari tadi saya belum mengeksplorasi daerah anus. Saya pun mencobanya. Saya jilat anusnya, reaksi Tante mendukung. dari anus hingga vagina.Lalu saya coba masukkan dua jari saya lagi ke vaginanya dan mengocoknya.Lidah saya menjilat-jilat lagi. Daerah pantat yang menggembung berdaging kenyal seperti payudara. Saya pun suka. Tante Ningrum menunjukkan reaksi seperti akan orgasme lagi. Desahannya mulai keras.
lagi nih. Cepat! Pakai kontolmu.Ayo masukin kontolmu. Cumbu Tante, Wisnu” jeritnya tertahan putus-putus.
Astaga, dirty talk sekali. Membuat saya makin terangsang. Saya siapkan penis saya, walau agak bingung karena tak ada pengalaman. Tante Ningrum mengocok vaginanyasendiri sambil menunggu saya memasukkan penis. Penis sudah saya arahkan ke vagina.

“Tante, nggak bisa masuk nih” tanya saya bingung.

“Tekan saja yang kuat. Tapi pelan-pelan”

Saya ikuti sarannya, tetap saja susah. Dasar pemula. Jadinya penis saya hanya merangsang mulut vagina saja, mengggosok klitoris,tapi itu malah membuat Tante makin terangsang.

“Ayo masukkan, Tante sudah hampir keluar”

Dengan tenaga penuh saya coba lagi. Dan, berhasil. Kepala penis saya bisa masuk walau sempit sekali. Tante Ningrum bergoyang untuk merasakan gesekan karena klimaksnya semakin dekat. Ketika saya coba masukkan lebih dalam lanjut pantat Tante bergoyang hebat. Otot vaginanya seperti meremas-remas. Penis saya yang walau baru kepalanya saja menikmati remasan vaginaini. Dan Tantevpun orgasme.Setelah itu dia jatuh dan berbaring dalam bathtub. Saya sudah melepaskan penis saya.

“Tante, maafin saya ya” kata saya agak menyesal.

Saya belum memasukkan seluruh penis saya dalam vaginanya saat dia orgasme.

“Nggak apa-apa. Kepala kontolnya sudah nikmat, kok. Ayo kita coba lagi. Sekarang kontolkamu mau dikulum nggak?” Tak usah bertanya. Ganti saya yang duduk di tepi bathtub.

Tante merangkak dan mengulum penis saya. Ah, pose seperti ini membuat saya nyaman, seakan saya yang punya kuasa. Di ujung tubuh yang merangkak itu ada pantat. Wah, empuknya seperti payudara. Sayapun menjamah dan meremas-remasnya. Kadang saya membandingkan dengan satu tangan tetap meremas pantat, tangan yang lain meremas payudara. kenikmatan ganda. Kelihatannya Tante juga menikmati sekali.

Ombak berdebur kecil di bathtub itu. Saya rasakan penis saya mulai megeluarkan tanda akan klimaks.Tumben cukup lama sekali saya bertahan. Mungkin karena obat yang diberikan Tante. Saya hentikan gerakan Tante, saya turunkan kepala saya ke wajahnya

Report this page